PENDEKATAN PEMBELAJARAN IPA SD DAN (KOMPETENSI) PENERAPANNYA DALAM PEMBELAJARAN



A. Konsep, Tahapan, dan Penerapan Pendekatan Histori dalam Pembelajaran IPA SD.

Pendekatan historis berasal dari dua kata yaitu pendekatan dan historis. Pendekatan mempunyai arti rangkaian tindakan yang berpola atau terorganisir berdasarkan prinsip tertentu yang terarah secara sistematis pada tujuan yang hendak dicapai. Historis berasal dari Bahasa inggris yaitu history yang artinya sejarah, sejarah mempunyai arti kejadian masa lampau. Sejarah atau historis memiliki berbagai peristiwa meliputi tempat, waktu, objek, latar belakang dalam peristiwa tersebut. Sejarah mempunyai dua konsep yang pertama sejarah yang tersusun dari berbagai peristiwa masa lalu. Kedua, sejarah sebagai suatu cara yang kejadiannya di seleksi di jabarkan dan di analisis sejarah menggunakan analisis kritis yang menjadi pertimbangan dasar kualitas penilaian sejarah. Unsur penting dalam sejarah adanya pelaku yaitu manusia, batasan waktu dan daya kritis dari peneliti sejarah. Dengan demikian, penelitian sejarah dengan pendekatan sejarah yaitu upaya mensistematiskan fakta dan data masa lalu melalui pembuktian, penafsiran dan generalisasi.

Tujuan dari pendekatan historis yaitu membuat rekonstruksi masa lampau sistematis dan obyektif, dengan cara mengumpulkan, mengevaluasi, memverifikasikan, serta mensistemasiskan bukti untuk menegakkan fakta dan memperoleh kesimpulan yang kuat. Pendekatan sejarah dalam pembelajaran IPA adalah cara mengarjakan IPA kepada peserta didik dengan menyajikan berbagai penemuan yang dihasilkan oleh para ilmuwan atau para ahli IPA dan tentang perkembangan temuan tersebut yang berkaitan dengan ilmu IPA sendiri. Metode yang digunakan untuk pendekatan ini yaitu dengan literasi atau membaca buku teks atau menjelaskan. Peserta didik diajak membaca atau mendengarkan informasi sejarah atau temuan-temuan IPA bukan untuk melakukan suatu kegiatan. Seperti halnya pendekatan faktuan dan pendekatan koseptual, pendekatan ini lebih menekankan penyampaian produk atau hasil dari IPA, dan juga menjelaskan proses mendapatkan temuan IPA tersebut, namun tidak terlau banyak melibatkan siswa dengan bagaimana proses konkret yang dilaluinya.

B.  Konsep, Tahapan, dan Penerapan Pendekatan Nilai dalam Pembelajaran IPA SD.

Pendekatan nilai terdiri dari dua kata yaitu pendekatan dan nilai. Pendekatan nilai didefinisikan sebagai menghubungkan berbagai aspek nilai dengan materi pelajaran yang sedang dibahas. Nilai-nilai yang dimaksud antara lain yaitu nilai religi, estetika, sosial budaya, ekonomi, pendidikan, kegunaan, dan susila. Nilai-nilai ini dalam diri individu saling berpengaruh dan membentuk suatu sistem nilai yang merupakan kesatuan utuh. Tujuan pendekatan nilai ini adalah adanya perubahan atau rekontruksi sistem nilai yang dapat merubah moral peserta didik atau dengan kata lain yaitu membina watak generasi muda suatu bangsa. Moral merupakan ajaran tentang baik buruknya suatu tingkah laku pada seseorang. Jika di praktekan dalam pembelajaran maka terciptalah generasi muda yang santun dan mampu mengekang perbuatan yang tidak bermoral. Contoh pendekatan nilai religi yaitu dalam pembelajaran kimia adanya fakta bahwa dalam tubuh manusia Allah Swt menciptakan jutaan reaksi kimia yang berjalan secara simultan ementara manusia hanya apat mendeteksi adanya reaksi-reaksi tersebut.

C. Konsep, Tahapan, dan Penerapan Pendekatan Lingkungan dalam Pembelajaran IPA SD.

Pendekatan lingkungan merupakan proses pendekatan dengan lingkungan sebagai suatu media atau sarana memperkenalkan lingkungan kepada peserta didik dalam pengembangan aspek kognitif. Pendekatan lingkungan saat ini tidak hanya mengembangkan kognitif, tetapi diutamakan mengembangkan aspek afektif dimana tujuannya agar orang tua mau menangani, mau terlibat, dan memelihara lingkungan. Pendekatan lingkungan mengajarkan IPA dengan cara pandang mengembangkan kebiasaan peserta didik memperlakukan serta menggunakan lingkungan secara bijak dengan memahami faktor-faktor  seperti faktor politis, ekonomis, sosial-budaya, dan ekologis yang juga dapat mempengaruhi manusia dalam memperlakukan lingkungan. Dalam proses pembelajaran IPA bentuk relevansi pembelajaran dan lingkungannya dapat dicapai dengan memanfaatkan lingkungan peserta didik sebagai suatu laboratorium alam.

A.    Tujuan Pendekatan Lingkungan

Pada saat proses pembelajaran biasanya guru menampilkan objek tiruan dari benda yang sebenarnya, akan tetapi jika siswa diajak langsung terjun ke alam (lingkungan) maka akan lebih mengenalangsung pada objek yang sebenarnya secara nyata dan konkrit. Adapun tujuan dari pendekatan lingkungan yaitu:

1.      Agar kegiatan belajar menarik dan juga tidak membosankan bagi siswa.

2.      Agar hakikat belajar lebih bermakna karena peserta didik dihadapkan pada keadaan sebenarnya.

3.      Agar bahan-bahan untuk belajar lebih banyak dan lebih akurat.

4.      Agar kegiatan juga lebih komprehensif.

5.      Agar siswa dapat menghanyti dan mengerti mengenai aspek yang ada dilingkungan.

B.     Kelemahan dan Kelebihan Pendekatan Lingkungan

Dalam penerapan pendekatan lingkungan sebagai suatu sumber belajar terdapat beberapa kelemahan, yaitu:

a.       Apabila kegiatan belajar kurang dipersiapkan, menyebabkan siswa tidak melakukan kegiatan belajar dan bermain-main.

b.      Ada anggapan guru maupun siswa bahwa melakukan kegiatan belajar dilingkungan akan memerlukan waktu yang lama.

c.       Sempitnya pandangan seorang guru mengenai kegiatan belajar hanya dilakukan di dalam kelas.

Walaupun adanya kelemahan, pendekatan lingkungan ini juga memiliki kelebihan, yaitu:

a.       Dengan penggunaan lingkungan dapat memungkinkan pelaksanaan proses belajar lebih deret (bermakna belajar) karena siswa akan dihadapkan pada keadaan sebenarnya.

b.      Dengan penggunaan lingkungan sebagai suatu sumber belajar akan mendorong siswa untuk menghayati nilai atau aspek kehidupan yang ada disekitar lingkungannya.

c.       Penggunaan lingkungan juga dapat menarik bagi siswa, kegaiatan belajar ini dapat membuat siswa tertarik karena lingkungan menyediakan sumber belajar yang beragam.

C.     Ciri-ciri Pendekatan Lingkungan

Menurut (Dahar, 1982) Ciri-Ciri Pendekatan Lingkungan dalam pembelajaran  diantaranya yaitu:

1.      Maksud dari lingkungan, mencakup semua benda dan keaadan yang dapat mempengaruhi peserta didik.

2.      Dalam isi pelajarannya disesuaikan dengan keadaan lingkungan peserta didik  serta susuai dengan penerapan-penerapan IPA.

3.      Dalam penyusunan bahan ajar seputar pada suatu tema dan topik.

D.    Pendekatan Lingkungan dalam Kegiatan Pembelajaran IPA

Dalam pendekatan lingkungan biasanya dilakukan dalam bentuk mengajak para siswa untuk mengadakan pegamatan secara langsung ke lapangan atau dengan cara memindahkan kondisi lapangan ke kondisi yang lebih ideal artinya pengamatan penelitian didalam laboratorium (Novak,1973).  Pada pengamatan didalam laboratorium alam bagi siwa akan memberikan kesan lebih mendalam disbanding masalah didapat secara verbal. Melalui pengamatan secara langsung siswa dapat memiliki kesempatan untuk melihat proses dan melakukan pekerjaan ilmiah seperti mengumpulkan data, membuat hipotesa, dan juga menguji hipotesa.

D. Konsep, Tahapan, dan Penerapan Pendekatan Sains Teknologi dan Masyarakat (STM) dalam Pembelajaran IPA SD.

Penerapan pendekatan STM baik digunakan dalam pembelajaran karenmengaitkan antara materi dengan kehidupan serta lingkungan dunia nyata siswa. Galib (dalam Gita 2010) mengemukakan bahwa: Sains Teknologi Masyarakat (STM) merupakan terjemahan dari Science Teknology Society (STS) yaitu usaha menyajikan sains dan teknologi dalam konteks pengalaman dan kehidupasehari-hari, dengan fokus isu-isu atau masalah yang sedang dihadapi oleh masyarakat, baik bersifat lokal, regional, nasional maupun global yang memiliki komponen sains dan teknologi. Pendidikan sains dengan menggunakan pendekatan STM adalah bentuk pengajaran yang tidak hanya menekankan penguasaan konsep sains tetapi menekankan pada peran sains dan teknologi di dalam berbagai kehidupan masyarakat dan menumbuhkan rasa tanggung jawab sosial terhadap dampak sains dan teknologi yang terjadi di masyarakat (Prayekti, 2002: 777). Berdasarkan beberapa pandangan tentang definisi STM, maka dapat dikemukakan bahwa pendekatan STM memungkinkan anak dapat menghubungkan hal-hal yang telah dipahami dengan fenomena-fenomena yang ada di lingkungannya, sehingga dapat menguatkan pemahaman terhadap suatu permasalahan atau memperoleh pemahaman baru berkaitan dengan kehidupan keseharian siswa tersebut. Pendekatan Sains Teknologi Masyarakat (STM) adalah usaha untuk menyajikan sains (IPA) melalui pemanfaatan masalah dalam kehidupan sehari-hari. Pendekatan sains teknologi dan masyarakat melibatkan siswa dalam penentuan tujuan pembelajaran, prosedur, dan bahkan pada evaluasi belajar

A.    Tujuan Pendekatan Sains Teknologi dan Masyarakat (STM)

Tujuan utama pendekatan sains teknologi dan masyarakat adaladihasilkan peserta didik yang mempunyai bekal ilmu dan pengetahuan, nantinya agar mampu mengambil keputusan dalam masalah-masalah di masyarakat. Dalam buku Anna Poedjadi pendekatan Sains Teknologi Masyarakat bertujuan membentuk individu yang memiliki literasi sains dan teknologi serta memiliki kepedulian terhadap masalah masyarakat dan lingkungannya. Pendekatan STM ini mengharapkan pembelajaran sains mampu mengambil tempat memalui penyelidikan dan diskusi berdasarkan pada isu-isu sains teknologi dan masyarakat

B.     Pendekatan Sains Teknologi dan Masyarakat (STM) Berlandaskan:

a.       Hubungan yang erat antara sains, teknologi, dan masyarakat.

b.      Proses belajar mengajar didasarkan pada teori konstruktivisme, yang mana siswanya membangun sendiri pengetahuannya saat berinteraksi dengan lingkungan.

c.       Terdapat lima ranah pembelajaran, yaitu (1) ranah kognitif, (2) ranah afektif, (3) ranah proses sains, (4) ranah kreativitas, (5) ranah hubungan dan aplikasi.

C.     Hakekat Pendekatan Sains Teknologi Dan Masyarakat Dalam Pembelajaran IPA

Pendekatan STM diartikan sebagai pembelajaran sains (IPA) dalam konteks pengalaman manusia (Susilo 1994). Pendekatan ini yaitu pembelajaran sains tidak hanya terbatas pada konsep-konsep sains essensial saja yang diajarkan di sekolah, tetapi sebaiknya juga menampilkan peranan sains dan teknologi dalam kehidupan dan bermasyarakat.

D.    Karakteristik Pendekatan Sains Teknologi Dan Masyarakat Dalam Pembelajaran IPA

Pendekatan STM dapat dikenalkan melaui karakteristiknya yang mana dasar dari apa yang dilakukan dalam pembelajaran dengan dihasilkannya masyarakat yang mempunyai pengetahuan dan wawasan. Menurut Srini M. Iskandar, pendekatan STmemiliki karakteristik sebagai berikut:

a.       Identifikasi masalah oleh peserta didik di dalam masyarakat yang memilki dampak negatif.

b.      Menggunakan masalah yang terjadi di masyarakat dan ditemukan oleh murid terkait hubungannya dengan IPA

c.       Menggunakan sumber daya yang ada di dalam masyarakat yang diterapkan dalam pemecahan masalah nyata dari kehidupan sehari-hari.

d.      Meningkatkan pengajaran IPA melampaui jam pelajaran dalam kelas, ruang kelas, dan gedung sekolah.

e.       Meningkatkan kesadaran siswa akan dampak ilmu pengetahuan alam dan teknologi.

f.        Memperluas wawasan siswa mengenai ilmu pengetahuan alam lebih dari sesuatu yang dikuasi untuk lulus ujian.

g.      Mengikutsertakan siswa mencari informasi ilmiah maupun informasi teknologi yang dapat diterapkan dalam pemecahan masalah nyata yang diangkat dari kehidupan sehari-hari.

h.      Memperkenalkan peranan ilmu pengetahuan alam di dalam institusi dari masyarakat.

i.        Meningkatkan kesadaran siswa akan dampak ilmu pengetahuan alam dan teknologi.

j.        Memfokuskan pada karir yang erat hubungannya dengan ilmu pengetahuan alam.

k.      Meningkatkan kesadaran siswa akan tanggung jawabnya sebagai warga negara dalam memecahkan masalah yang timbul di dalam masyarakat terutama masalah yang erat hubungannya dengan ilmu pengetahuan dan teknologi.

l.        Ilmu pengetahuan alam mengacu pada masa depan (Srini M. Iskandar dalam Rusmansyah & Irhasyuarna, 2003: 99).

Pembelajaran dengan menggunakan pendekatan STM memiliki cirutama, dilakukan dengan memunculkan isu sosial di awal pembelajaran dan guru sebelumnya sudah memiliki isu yang sesuai dengan konsep yang akan diajarkan. Pembelajaran IPA bukan hanya mentransfer apa yang disebutkan dalam buku teks, tetapi IPA diperoleh melalui penelitian dengan menggunakan langkah-langkah tertentu yang disebut metode ilmiah (Prayekti, 2002: 777).